Kamis, 07 Juli 2016

Pengalaman memperbaiki shutter kamera eos 450D yang rusak


Sekitar setahun yang lalu, kamera EOS 450D yang saya miliki menunjukkan error 99. Setelah dibawa ke tempat servis ternyata komponen shutter pada kamera yang berfungsi untuk menutup sensor kamera ketika terdengar bunyi jepretan, rusak. Shutter count pada kamera saya pada saat itu sekitar 74000. Parahnya lagi, kerusakan shutter itu merembet ke komponen di belakangnya. Komponen yang paling vital dalam sebuah kamera digital, yaitu sensor kamera tergores. Singkat cerita, biaya perbaikan yang ditawarkan, kira-kira setengah harga kamera tersebut ketika saya beli. Sehingga saya menyatakan kamera itu sudah wafat.

Baru kemarin entah saya dapat ilham darimana, saya terpikir untuk membongkar kamera eos 450d sendiri. Saya mencari info tentang cara mretelin eos 450d ini di internet, dan ada satu website (http://dslrmodifications.com/rebelmod450d7.html) yang bagus dan saya ikuti petunjuknya dari sana. Di website itu sebenarnya nunjukkin cara bikin kamera infrared (filter infrared di sensor dilepas). Tapi pertamanya saya tidak melakukan itu, saya hanya mencoba melihat komponen shutter. Setelah ngutak ngatik berapa lama, akhirnya ketemu juga sama biang kerok masalahnya. Ternyata setelah dilihat-lihat ada 2 bagian shutter, hanya 1 yang rusak. Lalu saya cabut bagian yang sudah rusak dan saya keluarkan. Saya rakit kembali kamera seperti semula, lalu saya coba foto. Dan secara ajaib kamera saya bisa berfungsi lagi.

Ada 2 kelemahan yang saya temukan. Pertama adalah fungsi shutter speed yang tidak berfungsi seperti sedia kala. Jadi memotret dengan kecepatan di atas 1/200 tidak menunjukkan perbedaan. Mungkin disebabkan karena komponen shutter yang tidak komplit. Yang kedua adalah masalah auto focus. Ketika dilihat melalui viewfinder, objek sudah fokus. Tetapi ketika dilihat hasil fotonya dan di zoom, fotonya tidak fokus. Hal itu saya duga karena ada perubahan yang saya buat ketika merangkai ulang yaitu tidak memasang shimmer atau ganjal/penyangga pada sensor. Walaupun tebalnya penyangga itu seperti kertas, ternyata akan berpengaruh besar pada fokus kamera. Jadi untuk mengatasinya, saya menggunakan Live View dan manual focus.

Keesokan harinya, saya terpikir untuk merombak lagi kamera saya menjadi kamera infrared. Lalu saya ikuti petunjuk dari website itu lagi dan mencopot 2 filter pada sensor. Pertama adalah low pass filter 1 yang tergores karena kerusakan shutter, lalu yang kedua adalah filter infrared. Dan akhirnya, kamera saya sekarang menjadi kamera infrared.













Tidak ada komentar: